Tuhanku
kususun 99-ku
agar sampai pada 0
dan kulahirkan kembali 1-ku
sampai 99-ku yang baru.
Tuhanku
kususun 99 napasku
untuk meniru-Mu
mendekati watak-Mu
dan menjadi hati-Mu.


Ini ‘hanya’ suatu sembahyang, tak lebih dan tak kurang. Sepenuh-penuhnya kutumpahkan kepada Allah Swt., langsung kepada-Nya maupun melewati engkau dan semua saudara-saudara kita.
Suatu sembahyang sederhana; usaha untuk merebut diriku sendiri dari tengah cengkeraman kehidupan, kebudayaan, peradaban, politik, ekonomi, persaingan kalah-menang serta berbagai macam kecenderungan yang kulihat makin kurang memberikan dan mengarahkan dirinya kepada Allah.






Sumber :
https://indonesiaebook.com/poetry/99-untuk-tuhanku-emha-ainun-nadjib/