CONTOH KEGIATAN PENCEGAHAN STUNTING DI DESA
INSAN DESA INSTITUTE - Stunting adalah kondisi
gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi yang berulang, infeksi berulang, dan pola asuh yang
tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila lebih
pendek dari standar umur anak sebayanya.
Standar panjang atau
tinggi badan anak dapat dilihat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Balita
dan/atau bayi dibawah usia dua tahun (Baduta) yang mengalami stunting akan
memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih
rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada menurunnya
tingkat produktivitas.
Pada akhirnya secara luas
stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan
memperlebar ketimpangan.
Beberapa faktor yang
menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
- praktek pengasuhan anak yang kurang baik;
- masih terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, layanan kesehatan untuk Balita/Baduta dan pembelajaran dini yang berkualitas;
- masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi;
- kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
Penggunaan Dana Desa
diprioritaskan untuk menangani kekurangan gizi kronis (stunting) melalui
kegiatan sebagai berikut:
- Pelayanan Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu berupa kegiatan, penyediaan makanan bergizi untuk ibu hamil, penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan; dan, penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan; dan, penyediaan makanan bergizi untuk balita.
- menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih;
- menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi (jamban keluarga);
- penyuluhan konsumsi masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi,
- menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB);
- penyuluhan pentingnya pengasuhan anak kepada pada orang tua
- penyuluhan pendidikan gizi masyarakat;
- memberikan pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi kepada remaja;
- meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di Desa;
- pelayanan kesehatan lingkungan (seperti penataan air limbah, dll)
- bantuan biaya perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas dan menyusui, keluarganya dalam merawat anak dan lansia;
- penyuluhan pasca persalinan, kunjungan nifas, dan kunjungan neonatal;
- penyuluhan pemberian imunisasi, stimulasi perkembangan anak, peran ayah dalam pengasuhan, dll;
- kampanye kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga;
- pelatihan kader kesehatan masyarakat untuk gizi, kesehatan, air bersih, sanitasi, pengasuhan anak, stimulasi, pola konsumsi dan lainnya;
- pelatihan kader untuk melakukan pendampingan dalam memberi ASI, pembuatan makanan pendamping ASI, stimulasi anak, cara menggosok gigi, dan cuci tangan pakai sabun untuk 1000 hari pertama kehidupan;