Kisah Palapa Ring Menyatukan Indonesia
Terinspirasi
oleh sejarah bangsa, pemerintah Indonesia menggunakan “Palapa Ring” sebagai
nama proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung bagi
telekomunikasi nasional. Cikal bakal dari Palapa Ring adalah ”Nusantara 21”
yang merupakan proyek awal pemerintah pada 1998. Namun, krisis ekonomi yang
melanda Indonesia membuat proyek tersebut tidak berjalan. Januari 2005, pada
ajang Infrastructure Summit I, wacana pembangunan infrastruktur telekomunikasi
kembali mencuat ke permukaan.
Setelah Nusantara 21 tenggelam, muncul ide Cincin Serat
Optik Nasional (CSO-N) yang diprakarsai oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi
(TT-Tel). Aplikasi tersebut merupakan jaringan kabel kasar bawah laut berbentuk
cincin terintegrasi berisi frekuensi pita lebar yang membentang dari Sumatera
Utara hingga Papua bagian barat dengan perkiraan panjang sekitar 25.000 km.
Setiap cincin akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke
titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat
optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 gbps hingga 1.000
gbps di daerah tersebut.
Pemerintah kemudian memopulerkan gagasan tersebut dengan
nama Palapa O2 Ring. Akan tetapi karena mirip dengan merek dagang salah satu
ponsel, pemerintah mengubah nama proyek serat optik ini menjadi Palapa Ring dan
menjadi proyek strategis nasional sesuai Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
tentang percepatan proyek strategis nasional.
Proyek Palapa Ring
dengan Skema KPBU atau Public
Private Partnership (PPP), dilaksanakan oleh Kementerian
Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang
menjangkau total 90 kabupaten/kota yang terdiri dari 57 kabupaten/kota layanan
dan 33 kabupaten/kota interkoneksi, di 11 provinsi. Sedangkan untuk skema
Non-KPBU dikerjakan oleh PT Telkom di 457 kabupaten/kota di Indonesia dengan
panjang jaringan kurang lebih 9.300 kilometer.
Proyek Palapa Ring dengan Skema KPBU menghubungkan jaringan sepanjang 12.128 kilometer dari
barat hingga timur Indonesia, yang akan mengitari Indonesia di darat dan di
laut. Perinciannya, Palapa Ring Paket Barat menjangkau wilayah Riau, Kepulauan
Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat dengan jaringan laut sepanjang 1.743
kilometer dan darat sepanjang 404 kilometer. Jaringannya menghubungkan 5
kabupaten/kota layanan dan 7 kabupaten/kota interkoneksi.
Kemudian, Palapa
Ring Paket Tengah meliputi wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara dan Kalimantan Timur dengan panjang jaringan 1.798
kilometer di laut dan 1.304 kilometer di darat yang menghubungkan 17
kabupaten/kota layanan dan 10 kabupaten/kota interkoneksi. Sedangkan, Palapa
Ring Paket Timur meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Papua
Barat dengan panjang 4.426 kilometer di laut dan 2.452 kilometer di darat, yang
menghubungkan 35 kabupaten/kota layanan dan 16 kabupaten/kota interkoneksi.
Oktanti Putri Hapsari
Sumber : Indonesiabaik.id