Notifikasi
General

Mungkinkah Perang Dunia Dimulai dari Iran VS Israel?

Iran dilaporkan telah meluncurkan 180 rudal balistik ke Israel, menandakan adanya eskalasi yang berpotensi memicu Perang Dunia ketiga. Seberapa jauh situasi ini dapat berkembang? Akankah perang dunia ketiga dimulai dari konflik ini?



Untuk memahami akar konflik ini, kita harus kembali ke tahun 1948 ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai negara Yahudi. Ketika itu, Iran di bawah pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi sebenarnya memiliki hubungan yang relatif baik dengan Israel.

Meski tidak secara resmi mengakui Israel sebagai negara, Iran memberikan dukungan ekonomi dan militer kepada Israel. Kedua negara bahkan terlibat dalam latihan militer bersama dan kerja sama intelijen.

Situasi ini berubah setelah Revolusi Iran tahun 1979. Shah digulingkan dan Ayatullah Khomeini mengambil alih kekuasaan, Iran berubah menjadi Republik Islam Iran yang bersikap keras menentang Israel.

Sejak saat itu, Iran tidak hanya melabeli Israel sebagai "rezim Zionis" yang tidak sah, tetapi juga secara terbuka mempropagandakan perlawanan bahkan penghancuran terhadap Israel. Sikap anti-Zionis ini berkaitan dengan dukungan Iran terhadap perjuangan rakyat Palestina, yang dianggap sebagai perlawanan rakyat atas haknya untuk melawan penjajahan.

Perang Proxy dan Eskalasi Nuklir

Setelah Revolusi Iran, konflik antara kedua negara tidak terjadi secara langsung di medan perang, tetapi melalui perang proksi. Iran telah lama mendukung kelompok militan seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina, yang terus-menerus menyerang Israel.

Strategi ini disebut dengan "Forward Defense Doctrine" di mana Iran menggunakan kekuatan militernya di luar negeri melalui milisi yang didukungnya untuk mengancam musuh-musuhnya tanpa harus terlibat langsung dalam peperangan terbuka secara langsung.

Namun, pengembangan nuklir Iran merupakan sumber ketegangan yang jauh lebih besar. Program nuklir Iran, yang dimulai pada tahun 1990-an, dipandang oleh Israel sebagai ancaman eksistensial. Israel, yang telah lama dicurigai memiliki senjata nuklir, tidak ingin negara Timur Tengah lainnya memiliki senjata pemusnah massal. Maka, Israel mengadopsi Doktrin Begin, yang menyatakan bahwa Israel akan menyerang negara mana pun yang berupaya mengembangkan senjata nuklir yang dapat mengancam keberadaannya.

Penulis : Yaser Fahrizal Damar Utama

Baca Selengkapnya Klik Disini

Posting Komentar
Kembali ke atas