Mengulik kembali cerita-cerita dongeng masa kecil yang sering
didengar, membawa kita pada fantasi seolah kita hidup di dalam cerita tersebut.
Sebagian cerita yang menjadikan desa sebagai latar tempatnya, menampilkan
potret desa sebagai sebuah tempat tinggal yang didambakan oleh semua orang.
Gambar Ilustrasi : IDN Times
Terkadang, setting tempat
itulah yang menjadikan sebuah dongeng lebih hidup dan menarik untuk disimak.
Potret desa dengan latar seperti negeri dongeng memang dapat kita temukan di
dunia nyata. Tapi apakah hal tersebut berlaku untuk semua desa yang ada di
dunia ? Tentu saja tidak, masih banyak fakta mengenai desa yang masih jauh
seperti yang di sketsakan di negeri dongeng. Realitas terkait kemiskinan,
masalah aksesibilitas, dan permasalahan sosial ekonomi lainnya masih terjadi,
dan perlu untuk dicarikan solusi penyelesaiannya.
Permasalahan sosial ekonomi masih menjadi problem utama sebagian
desa di Indonesia. Menurut Bappenas kurang lebih terdapat 26% desa yang masuk
kategori desa tertinggal dari 74.954 total desa di Indonesia. Ketimpangan pun
masih terjadi dalam hal pembangunan desa, dimana kawasan Indonesia timur
menyumbang hampir 85% dari total desa tertinggal di Indonesia (Kemendes PDTT).
Penduduk miskin yang berada di desa pun jumlahnya lebih besar
jika dibandingkan dengan penduduk miskin di kota. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) RI pada bulan maret 2017 jumlah penduduk miskin di desa mencapai 17,10
juta orang. Data ini menunjukan kurang lebih 60% dari total penduduk miskin di
Indonesia yang sebesar 27,77 juta berada di daerah perdesaan. Hal ini juga
menunjukan ketimpangan yang cukup besar antara pembangunan di daerah perkotaan
dan perdesaan.
Selain masalah ekonomi, aksesibilitas juga masih menjadi
permasalahan utama desa yang perlu untuk diselesaikan. Masyarakat desa masih
sulit dan terbatas dalam mengakses barang, jasa, pendidikan, kesehatan, serta
hal terkait informasi dan teknologi. Masih terbatasnya infrastruktur di
perdesaan menyebabkan masyarakat desa mengalami kesulitan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar mereka.
Pemerintah sudah mulai menaruh perhatian lebih pada pembangunan
desa, dimana arah pembangunan nasional sudah mulai memperhatikan daerah
pinggiran. Hal ini sebagaimana termuat dalam poin ke-3 program nawacita yang
dicanangkan oleh pemerintah, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Pembangunan desa harus terintegrasi di segala lini dan
berkelanjutan. Desa harus didorong agar lebih kuat dan mandiri sehingga mampu
bersaing dengan daerah perkotaan. Konsep pengelolaan desa harus efektif dan
efisien guna pembangunan desa yang maju dan lebih modern. Target utama dari
pembangunan desa yaitu untuk memperkecil kesenjangan antara kota dan desa.
Mengurangi Angka Kemiskinan
Kemiskinan masih menjadi salah satu problem yang belum bisa
diselesaikan. Kemiskinan juga menjadi tantangan utama dalam hal pembangunan
desa di Indonesia. Hal ini mengingat realitas angka kemiskinan masyarakat di
desa yang masih tinggi, sehingga perlu solusi jitu untuk mengurangi angka
kemiskinan ini. Kordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus terjalin dengan baik guna mengatasi masalah ini.
Untuk mengurangi angka kemiskinan di desa, pemerintah bersama
masyarakat harus menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap
tenaga-tenaga kerja yang ada di desa. Melalui dana desa sebesar 60 triliun yang
dikucurkan oleh pemerintah di tahun 2017, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
desa untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dana sebesar 800 juta sampai 1
miliar yang untuk masing-masing desa, dapat digunakan untuk pemberdayaan dan
pengembangan UMKM desa agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Selain itu program reformasi agraria yang dicanangkan oleh
pemerintah harus didukung secara penuh. Dengan adanya program reformasi agraria
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat desa terhadap pendapatan,
sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Redistribusi 9 juta hektar lahan
oleh pemerintah diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.
Meningkatkan Aksesibilitas Masyarakat
Desa
Aksesibiltas sangat berpengaruh terhadap pembangunan perdesaan.
Aksesibilitas dibutuhkan bagi desa untuk meningkatkan daya saingnya. Masyarakat
desa membutuhkan akses yang baik untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Stimulasi
yang diberikan diharapkan dapat lebih memberdayakan masyarakat di perdesaan,
sehingga masyarakat perdesaan memiliki kemampuan untuk keluar dari perangkap
kemiskinan, karena memiliki kesempatan yang lebih luas untuk melakukan
diversifikasi aktivitas perekonomian (M. Magribi & Suhardjo : 2004).
Akses masyarakat desa terhadap pendidikan sangat dibutuhkan, hal
ini terkait dengan upaya penciptaan SDM desa yang berkualitas. Selain
pendidikan, kesehatan juga harus menjadi prioritas dalam pembangunan desa.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa yaitu sulitnya akses
terhadap fasilitas kesehatan. Membangun infrastruktur kesehatan serta perbaikan
pelayanan kesehatan perdesaan sangat dibutuhkan untuk menjamin kemudahan
masyarakat desa dalam mengakses fasilitas kesehatan. Akses masyarakat desa
terhadap air bersih serta infrastruktur sanitasi yang baik juga harus dijamin.
Mudahnya akses masyarakat terhadap air bersih dan infrastruktur sanitasi yang
baik dapat mencegah timbulnya penyakit, sebagai akibat dari sulitnya mengakses
air bersih dan sanitasi.
Pembangunan jaringan informasi yang baik juga sangat dibutuhkan
oleh masyarakat desa dalam hal komunikasi dan akses informasi. Selain itu
pendistribusian teknologi dibutuhkan masyarakat desa untuk mendukung kegiatan
perekonomian yang dilaksanakan di desa. Mulai dari teknologi untuk pertanian,
perumahan, transportasi, sampai kepada teknologi informasi dan komunikasi harus
mudah didapatkan oleh masyarakat desa. Akses terhadap listrik juga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat desa untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa dalam menjalankan aktivitasnya.
Pengelolaan Desa yang Baik
Pengelolaan desa yang dilakukan secara baik merupakan salah satu
kunci kesuksesan pembangunan daerah perdesaan. Desa dengan potensi di bidang
pertanian didorong untuk dapat memproduksi produk-produk pertanian yang bisa
menjadi andalan untuk dipasarkan. Produk-produk pertanian yang dihasilkan bukan
hanya berupa barang mentah, tetapi beberapa juga dapat diolah menjadi barang
jadi atau barang setengah jadi.
Selain masalah ekonomi, aksesibilitas juga masih menjadi
permasalahan utama desa yang perlu untuk diselesaikan. Masyarakat desa masih
sulit dan terbatas dalam mengakses barang, jasa, pendidikan, kesehatan, serta
hal terkait informasi dan teknologi. Masih terbatasnya infrastruktur di
perdesaan menyebabkan masyarakat desa mengalami kesulitan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar mereka.
Pemerintah sudah mulai menaruh perhatian lebih pada pembangunan
desa, dimana arah pembangunan nasional sudah mulai memperhatikan daerah
pinggiran. Hal ini sebagaimana termuat dalam poin ke-3 program nawacita yang
dicanangkan oleh pemerintah, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Pembangunan desa harus terintegrasi di segala lini dan
berkelanjutan. Desa harus didorong agar lebih kuat dan mandiri sehingga mampu
bersaing dengan daerah perkotaan. Konsep pengelolaan desa harus efektif dan
efisien guna pembangunan desa yang maju dan lebih modern. Target utama dari
pembangunan desa yaitu untuk memperkecil kesenjangan antara kota dan desa.
Mengurangi Angka Kemiskinan
Kemiskinan masih menjadi salah satu problem yang belum bisa
diselesaikan. Kemiskinan juga menjadi tantangan utama dalam hal pembangunan
desa di Indonesia. Hal ini mengingat realitas angka kemiskinan masyarakat di
desa yang masih tinggi, sehingga perlu solusi jitu untuk mengurangi angka
kemiskinan ini. Kordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus terjalin dengan baik guna mengatasi masalah ini.
Untuk mengurangi angka kemiskinan di desa, pemerintah bersama
masyarakat harus menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap
tenaga-tenaga kerja yang ada di desa. Melalui dana desa sebesar 60 triliun yang
dikucurkan oleh pemerintah di tahun 2017, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
desa untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dana sebesar 800 juta sampai 1
miliar yang untuk masing-masing desa, dapat digunakan untuk pemberdayaan dan
pengembangan UMKM desa agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Selain itu program reformasi agraria yang dicanangkan oleh
pemerintah harus didukung secara penuh. Dengan adanya program reformasi agraria
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat desa terhadap pendapatan, sehingga
dapat menurunkan angka kemiskinan. Redistribusi 9 juta hektar lahan oleh
pemerintah diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk menciptakan
lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.
Meningkatkan Aksesibilitas Masyarakat Desa
Aksesibiltas sangat berpengaruh terhadap pembangunan perdesaan.
Aksesibilitas dibutuhkan bagi desa untuk meningkatkan daya saingnya. Masyarakat
desa membutuhkan akses yang baik untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Stimulasi yang diberikan diharapkan dapat lebih memberdayakan masyarakat di
perdesaan, sehingga masyarakat perdesaan memiliki kemampuan untuk keluar dari
perangkap kemiskinan, karena memiliki kesempatan yang lebih luas untuk
melakukan diversifikasi aktivitas perekonomian (M. Magribi & Suhardjo :
2004).
Akses masyarakat desa terhadap pendidikan sangat dibutuhkan, hal
ini terkait dengan upaya penciptaan SDM desa yang berkualitas. Selain
pendidikan, kesehatan juga harus menjadi prioritas dalam pembangunan desa.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa yaitu sulitnya akses
terhadap fasilitas kesehatan. Membangun infrastruktur kesehatan serta perbaikan
pelayanan kesehatan perdesaan sangat dibutuhkan untuk menjamin kemudahan
masyarakat desa dalam mengakses fasilitas kesehatan. Akses masyarakat desa
terhadap air bersih serta infrastruktur sanitasi yang baik juga harus dijamin.
Mudahnya akses masyarakat terhadap air bersih dan infrastruktur sanitasi yang
baik dapat mencegah timbulnya penyakit, sebagai akibat dari sulitnya mengakses
air bersih dan sanitasi.
Pembangunan jaringan informasi yang baik juga sangat dibutuhkan
oleh masyarakat desa dalam hal komunikasi dan akses informasi. Selain itu
pendistribusian teknologi dibutuhkan masyarakat desa untuk mendukung kegiatan
perekonomian yang dilaksanakan di desa. Mulai dari teknologi untuk pertanian,
perumahan, transportasi, sampai kepada teknologi informasi dan komunikasi harus
mudah didapatkan oleh masyarakat desa. Akses terhadap listrik juga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat desa untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa dalam menjalankan aktivitasnya.
Pengelolaan Desa yang Baik
Pengelolaan desa yang dilakukan secara baik merupakan salah satu
kunci kesuksesan pembangunan daerah perdesaan. Desa dengan potensi di bidang
pertanian didorong untuk dapat memproduksi produk-produk pertanian yang bisa
menjadi andalan untuk dipasarkan. Produk-produk pertanian yang dihasilkan bukan
hanya berupa barang mentah, tetapi beberapa juga dapat diolah menjadi barang jadi
atau barang setengah jadi.
Dengan program ini, diharapkan kedepannya desa dapat menjadi
penyokong utama ketahanan pangan Indonesia. Selain itu, desa dengan potensi
ekowisata didorong untuk menjadi desa pariwisata. Semakin banyaknya wisatawan
yang berkunjung ke desa tersebut secara tidak langsug dapat meningkatkan
kegiatan perekonomian masyarakat setempat.
Usaha untuk menciptakan desa seperti di negeri dongeng bukanlah
sebuah angan belaka. Dengan kerja sama yang terintegrasi antara semua lini,
membangun desa seperti yang di sketsakan di dalam dongeng bukanlah sesuatu yang
mustahil untuk dicapai. (*)
Penulis
adalah Mahasiswa/Pegiat Dunia
Penulisan