Oleh : Hana Syarifah
Firdaus
Konsep Revolusi Industri 4.0 dikenalkan oleh Prof. Klaus
Schwab seorang ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif
World Economic Forum (WEF) dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial
Revolution”. Isi dari buku ini menjelaskan tentang revolusi industri 4.0 telah
mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.
Revolusi industri 4.0 merupakan
fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad
ke -18. Revolusi industri 1.0 diawali dengan penemuan mesin uap untuk mendukung
mesin produksi, kereta api, dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang
semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan
tenaga mesin uap.
Ditemukannya energi listrik dan
konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar
pada awal abad 19 telah menjadi saksi lahirnya revolusi industri 2.0. Pada fase
ketiga, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada
awal abad 20 yang telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang
dikendalikan secara otomatis.
Kini, revolusi industri mengalami
puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif
terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau
generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.
Teknologi internet telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan secara
online.
Hal ini sangat berpengaruh pada penyimpanan sebuah data
daerah. Seringkali didapat sebuah data di kantor kecamatan, kantor kelurahan,
kantor kabupaten, kantor provinsi, hingga kantor pada tingkat nasional memiliki
data yang tidak sesuai dengan keadaan eksisting yang ada.
Kalimat dari petugas tidak jauh dari
kata, “datanya memang segini”, “belum di-update lagi”,
“bukan dipegang oleh saya”, selalu menjadi alasan ketika menginginkan data-data
yang sedang diperlukan. Dengan adanya revolusi industri 4.0, diharapkan
pengelolaan suatu data daerah dapat lebih mudah dan efisien dibandingkan dengan
menggunakan teknologi konvensional.
Pengelolaan data dengan kemudahan
teknologi di revolusi industri 4.0 dapat dimanfaatkan oleh komunitas masyarakat
di desa yang identik dengan daerah yang konservatif. Permasalahannya adalah
komunitas masyarakat desa minim sekali yang mengerti perkembangan teknologi
terbarukan. Hal ini dapat dikarenakan kondisi geografis yang jauh dari pusat
kota sehingga masyarakat desa lebih sering menggunakan teknologi konvensional.
Pendekatan seorang perencana dalam
mengenalkan revolusi industri 4.0 untuk pengembangan komunitas masyarakat desa
yaitu dapat dilakukan dengan pendekatan profesional. Adapun penerapan model
pengembangan masyarakat, dapat dilakukan dengan menerapkan model pengembangan
masyarakat lokal yaitu setiap anggota bertanggung jawab mementukan tujuan dan
strategis untuk mencapai tujuan.
Selain itu, diterapkan pula model
pengembangan perencanaan sosial yaitu pekerja sosial sebagai perencana sosial
yang memandang mereka masyarakat sebagai konsumen, para penerima pelayanan
bukan pembuat kebijakan. Pendekatan ini bertujuan agar dapat mengenalkannya
dengan mudah.
Oleh karena itu, perangkat desa perlu
mengembangkan sumber daya manusia yang dikhususkan untuk mempelajari ilmu kemajuan
teknologi seperti revolusi industri 4.0 agar dapat diterapkan di desa
masing-masing. Terutama mengembangkan pada masyarakat yang sudah memasuki usia
produktif (19-40 tahun) yang hidup di jaman milenial. Maka dari itu, perlu
dilakukan pula penyuluhan dengan mengenalkan penggunaan platform di ponsel
kepada masyarakat yang berusia produktif.
Dengan ini, masyarakat desa tidak
perlu kesulitan untuk mengelola arsip-arsip desa karena dengan adanya kemudahan
pada fase revolusi industri 4.0, akan lebih memudahkan komunitas masyarakat
desa menjaga arsip-arsip desa. Masyarakat desa akan melalui proses merekap
lebih singkat dengan teknologi konvensional.
Masyarakat desa hanya perlu sebuah
tim yang mampu atau ahli dalam urusan Teknologi dan Informasi (TI) untuk dapat
mengikuti perkembangannya secara serentak. Meskipun begitu, tidak semua sistem
perlu dirubah hanya untuk mengikuti tren revolusi industri 4.0 karena pada
umumnya apabila revolusi industri 4.0 diterapkan secara menyeluruh, maka
tenaga-tenaga yang didapatkan dari sumber daya manusia itu sendiri akan
digantikan oleh teknologi terbarukan.
Agar dapat meningkatkan kelompok
keahlian dalam bidang TI, maka dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu
komunitas baru yang khusus untuk mengelola dan mengolah TI. Maka dari itu,
diperlu metode top down dari
pemerintah setempat agar dapat memberikan tenaga pelatih TI dengan waktu yang
singkat. Diharapkan nantinya dapat menyeimbangi perkembangan dengan masyarakat
kota.
Manfaat dari pengembangan desa dengan
mengikuti perkembangan revolusi ini adalah dapat mengembangkan potensi yang ada
di desa dan dapat mempromosikan suatu kawasan tertentu. Selain itu, manfaat
lainnya adalah dapat menekan biaya produksi lebih murah karena ada beberapa
pekerjaan yang digantikan oleh teknologi sehingga mau tidak mau harus
mengurangi jumlah pekerja.
Kelebihannya diterapkannya pengembangan ini diantaranya
adalah dapat menggambarkan potensi di desa secara lebih rinci dan visual, tidak
perlu pergi ke kantor pemerintahan untuk mengirimkan berkas-berkas penting, dan
dapat lebih cepat dan efisien.
Namun, terdapat beberapa kelemahan
dalam pengembangan revolusi industri 4.0 jika revolusi ini diterapkan pada
komunitas masyarakat desa. Kelemahan dari revolusi industri 4.0 bagi komunitas
masyarakat desa adalah tertutupnya ruang diskusi untuk mencari solusi dari
suatu permasalahan setempat dengan perangkat daerah apabila terlalu
bergantung pada diskusi online daripada offline.
Kekurangannya di sisi ini adalah
kesulitan untuk mengoreksi perkataan ataupun perbuatan secara langsung.
Kelemahan lainnya adalah penggunaan listrik lebih banyak lagi, ini menjadi
kelemahan apabila suatu desa tidak mendapatkan listrik sama sekali dan biaya
listrik lebih besar dari sebelumnya. Terakhir adalah dengan metode ini tidak dapat
dipungkiri bahwa akan ada oknum yang memanipulasi data dan mennyalahgunakannya
demi kepentingan politik terutama bagi politik mempunyai sistem yang buruk.
Sumber
: geotimes.co.id
https://geotimes.co.id/opini/pengembangan-masyarakat-desa-di-revolusi-industri-4-0/